
Reog Ponorogo: Asal-Usul, Simbolisme Singa Barong, dan Iringan Gamelan
Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan ikonik dari Ponorogo, Jawa Timur, yang memadukan tari, musik, kostum kolosal, dan dramatika rakyat. Ciri paling menonjolnya adalah topeng raksasa Singa Barong atau Dadak Merak—muka harimau berpadu kipas bulu merak—yang dipanggul sekaligus digigit penari hingga puluhan kilogram beratnya.
Asal-Usul: Antara Saga Rakyat & Satire Politik
- Versi saga Klana Sewandana — Menceritakan raja perkasa dari Bantarangin yang mengejar cinta Dewi Ragil Kuning. Tokoh-tokoh Reog (Klana, Jathil, Warok, hingga Singa Barong) lahir dari fragmen kisah pengejaran, duel, dan kebesaran raja.
- Versi satire Majapahit — Dikaitkan dengan sosok Ki Ageng Kutu yang menyindir kemerosotan kerajaan lewat arak-arakan rakyat. Figur Singa Barong ditafsirkan sebagai alegori kekuasaan yang garang namun tetap harus dikendalikan kebijaksanaan (Warok).
Kedua arus narasi ini bertemu dalam panggung Reog modern: ritual, hiburan rakyat, serta perangkat simbol yang kaya tafsir budaya—dari unsur pra-Islam, pengaruh keraton, hingga pembauran nilai-nilai lokal dan religius.
Pemeran & Simbolisme Utama
- Singa Barong (Dadak Merak)
- Topeng raksasa bermuka harimau dengan kipas bulu merak. Melambangkan daya (kekuatan), wibawa, serta naluri liar yang harus dikendalikan. Penari menggigit mouthpiece untuk menopang beban—ujian ketahanan, napas, dan fokus.
- Warok
- Figur tetua karismatik berpakaian serba hitam. Menjelma sebagai penjaga tatanan dan penuntun energi panggung; simbol laku hidup (laku), kedisiplinan batin, dan keberanian.
- Jathil
- Penunggang kuda kepang (kavaleri). Kini sering ditarikan perempuan, tetapi hakikatnya adalah kecermatan langkah, kepiawaian formasi, dan semangat muda.
- Bujang Ganong (Ganongan)
- Figur lincah, jenaka, berwajah merah dengan rambut menjurai. Kehadirannya menyeimbangkan tensi: kelincahan, kecerdikan, dan humor.
- Klana Sewandana
- Raja bermahkota dan bersenjatakan cemeti. Merepresentasikan ambisi, martabat, sekaligus ujian kendali diri.
Iringan Gamelan Khas Reog
Ansambel Reog berpijak pada gamelan Jawa Timur dengan warna bunyi yang nendang dan ritmis. Perangkat inti lazimnya:
- Slompret (terompet kayu/shalmei) — pengantar melodi dan penanda pergantian adegan.
- Kendang (ageng & ketipung) — motor irama; mengatur aksen lancaran, srepeg, hingga sampak yang memompa adrenalin.
- Kenong–kethuk–kempul–gong — kerangka gatra, klimaks, dan penutup frasa.
- Saron/demung/bonang (opsional sesuai kelompok) — pengisi balungan dan ornamen.
Rasanya Reog dibangun dari pola-pola cepat—lancaran → srepeg → sampak—dengan jeda buka slompret. Saat menuju puncak atraksi Dadak Merak, tempo mengencang, gong memancang, dan kendang memberi kode gerak.
Struktur Pertunjukan (Garis Besar)
- Kirab & Buka — Arak-arakan masuk kampung/alun-alun; slompret membunyikan tema.
- Perkenalan Tokoh — Warok, Jathil, Ganongan bergantian mengisi panggung; penataan formasi dan dialog tubuh.
- Masuknya Klana & Singa Barong — Klimaks dramatik, unjuk ketahanan Dadak Merak.
- Penutup — Turun tempo; doa/salam; terkadang disambung sesi interaksi penonton.
Kostum & Properti
- Dadak Merak — rangka kayu–rotan, wajah harimau, kipas bulu merak; dilengkapi mouthpiece gigitan.
- Busana Warok — dominan hitam, ikat kepala, kain batik, sabuk; cemeti sebagai penegas.
- Jathil — kuda kepang, rompi, hiasan kepala; ritme langkah jadi ruh visual.
- Ganongan — topeng merah, rambut menjurai, gerak hiper-enerjik.
- Klana — mahkota/kelat bahu, jubah, cemeti panjang (pecut).
Makna & Nilai
- Pengendalian diri — kekuatan (Singa Barong) tanpa kendali menjadi amuk; Warok hadir sebagai penyeimbang.
- Gotong royong — dari pembuat kostum, penabuh, penari, hingga warga penyelenggara.
- Keberanian & keuletan — uji fisik dan mental penari Dadak Merak.
- Identitas lokal — penanda kebanggaan Ponorogo dan tapal budaya Mataraman.
Etika Menyaksikan & Keamanan Panggung
- Jaga jarak aman saat atraksi Dadak Merak berputar/meliuk.
- Hormati ruang kerja penabuh & penari; hindari menyentuh properti tanpa izin.
- Bila ada ritual pembuka/penutup, ikuti arahan pawang/koordinator.
FAQ
Apa beda “Singa Barong” dan “Dadak Merak”?
Intinya sama: topeng raksasa bermuka harimau dengan kipas bulu merak. “Singa Barong” menekankan figur singa/harimau; “Dadak Merak” menekankan kipas meraknya.
Apakah formasi dan musik Reog baku?
Ada pakem umum (tokoh, pola irama), tetapi detail komposisi, jumlah instrumen, dan dramaturgi bisa berbeda antar kelompok/sanggar.
Mengapa Jathil kini banyak ditarikan perempuan?
Perubahan zaman dan estetika panggung. Esensinya tetap: ketangkasan langkah dan disiplin formasi kavaleri.
Penutup: Reog Ponorogo bukan sekadar tontonan; ia adalah bahasa simbol—tentang daya yang dikendalikan, kebersamaan, dan kegembiraan rakyat. Dengarkan slompretnya, rasakan dentum gongnya, dan Anda akan paham mengapa Reog selalu menggugah di mana pun ia dipentaskan.